Jika dulu barang branded bekas sering dipandang rendah, kini justru sebaliknya. Secondhand luxury menjadi tren baru di kalangan anak muda yang sadar gaya sekaligus peduli keberlanjutan.
Pasar preloved luxury berkembang pesat. Platform online khusus barang branded bekas bermunculan, menawarkan tas Louis Vuitton, sepatu Gucci, atau jam Rolex dengan harga lebih terjangkau.
Keunggulannya adalah aksesibilitas. Orang yang tidak mampu membeli barang baru bisa tetap tampil stylish dengan membeli versi preloved.
Selain itu, tren ini juga ramah lingkungan. Membeli barang bekas berarti memperpanjang umur pakai produk, mengurangi limbah fashion, dan melawan budaya konsumsi berlebihan.
Banyak selebriti dan influencer ikut mempopulerkan tren ini, membuat stigma “barang bekas” perlahan hilang.
Namun, tantangan tetap ada. Barang palsu membanjiri pasar preloved, sehingga konsumen harus cermat memilih platform yang terpercaya.
Meski begitu, industri secondhand luxury tumbuh cepat. Diprediksi nilainya akan mencapai miliaran dolar dalam dekade ini.
Bagi generasi muda, secondhand luxury bukan sekadar hemat biaya, tapi juga simbol gaya hidup cerdas, berkelanjutan, dan modern.