Krisis Inflasi Dunia 2025: Penyebab dan Dampaknya pada Generasi Muda

Krisis Inflasi Dunia 2025: Penyebab dan Dampaknya pada Generasi Muda

Inflasi adalah momok ekonomi yang menghantui banyak negara. Pada 2025, dunia menghadapi krisis inflasi global yang membuat harga barang melambung, daya beli menurun, dan generasi muda menanggung beban terberat. Pertanyaannya, apa penyebab utamanya, dan bagaimana dampaknya bagi masa depan anak muda?

Salah satu pemicu utama inflasi adalah rantai pasok yang terganggu pasca pandemi. Krisis energi, perang dagang, dan kenaikan harga pangan global memperparah situasi. Negara-negara berkembang paling rentan karena sangat bergantung pada impor.

Generasi muda menjadi korban paling nyata. Biaya hidup melonjak, sementara pendapatan tidak meningkat sebanding. Harga rumah, biaya pendidikan, dan kebutuhan pokok naik drastis, membuat banyak anak muda merasa kehilangan harapan untuk memiliki kehidupan mapan.

Krisis inflasi juga memperburuk ketidaksetaraan. Generasi muda dari keluarga miskin semakin sulit mengakses pendidikan dan pekerjaan layak. Sementara itu, mereka yang sudah mapan bisa bertahan dengan investasi dan aset yang nilainya ikut naik.

Beberapa pemerintah mencoba mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Namun, kebijakan ini membuat kredit lebih mahal, sehingga anak muda semakin sulit memulai bisnis atau membeli rumah. Situasi ini menciptakan lingkaran frustasi yang berdampak pada kesehatan mental generasi muda.

Meski berat, ada peluang. Generasi muda mulai beradaptasi dengan mencari penghasilan lewat ekonomi digital, freelancing, dan investasi aset digital. Kreativitas dan fleksibilitas menjadi senjata utama mereka menghadapi krisis.

Jika pemerintah mampu mendukung anak muda dengan program subsidi, pelatihan kerja, dan akses modal, maka krisis inflasi bisa jadi momentum lahirnya generasi lebih tangguh. Namun tanpa dukungan, bisa jadi generasi ini akan tumbuh dengan luka ekonomi yang panjang.

Krisis inflasi 2025 adalah peringatan keras bahwa kebijakan ekonomi harus berpihak pada generasi muda. Mereka bukan sekadar korban, tapi kunci masa depan dunia.